Pemerintah Terus Bekerja Keras Mencetak Generasi Unggul

By Admin

nusakini.com--Mencetak generasi unggul, tidak hanya tanggung jawab pemerintah. Tapi semua elemen bangsa. Khususnya dunia pendidikan. Pemerintah sendiri, terus bekerja keras mencetak generasi bangsa yang unggul dan mumpuni. Karena di tangan generasi unggul, maju mundur sebuah bangsa ditentukan. 

Demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, saat memberi sambutan dalam acara wisuda STIA, STT, STIA Universitas Pelita Bangsa di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (15/11). Acara wisuda itu sendiri bertajuk, " Memperkuat Jatidiri Generasi Unggul di Era Globalisasi bagi NKRI Jaya." Menurut Tjahjo, generasi unggul adalah generasi yang cerdas. Generasi yang memiliki jati diri, kemandirian, ketangguhan. Generasi unggul juga adalah generasi yang memiliki cinta kasih. Menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan nilai-nilai kemanusiaan. 

" Sementara perkembangan teknologi dan informasi saat ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi kita," kata Tjahjo. 

Jika lengah, katanya, maka bangsa ini akan kalah menghadapi perkembangan dan perubahan dunia yang bergerak begitu cepat. Tapi, jika bangsa ini tekun dan waspada, maka bakal menjadi bangsa pemenang. Pemerintah tentu punya tanggung jawab besar mewujudkan itu. Apalagi mencerdaskan bangsa, adalah perintah konstitusi. Yang barang tentu wajib dilaksanakan. 

" Salah satu agenda prioritas Nawacita yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia," kata Tjahjo. 

Pemerintah sendiri, menurut Tjahjo, terus berupaya keras meningkatkan kualitas hidup manusia yang diukur berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dan, Tjahjo bersyukur, tren IPM menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2014 misalnya, target IPM 73,8, realisasinya 68,9. Lalu tahun 2015, IPM ditargetkan 74,8, tapi realisasi mencapai 69,55%. 

" Pada tahun 2016, target IPM 75,3, realisasinya 70,19%," ujarnya. 

Tanggungjawab pemerintah lainnya yang terus diperjuangkan, lanjut Tjahjo, adalah menurunkan angka putus sekolah dan meningkatkan akses dan kualitas pendidikan. Di era pemerintahan Jokowi, terus digenjot dan jadi salah satu prioritas. Prioritas lainnya yang juga saling terkait adalah pemberian bantuan sosial bagi masyarakat lewat pemegang Kartu Keluarga Sejahtera. Terkait ini, alokasi anggaran yang disediakan cukup besar. Ini bukti komitmen pemerintahan Jokowi. 

" Anggarannya sebesar 12,8 triliun, telah mencapai sebesar 5,9 juta keluarga dari target 6 juta keluarga," katanya. 

Selain itu juga, kata Tjahjo, program yang terkait adalah program Kartu Indonesia Sehat. Untuk program Kartu Indonesia Sehat, sampai saat ini, pemerintah telah mengucurkan anggaran sebesar 25,5 triliun. Kartu Indonesia Sehat itu sendiri telah dinikmati oleh 92,2 juta orang dari target 92,4 juta orang. 

"Pemerintah juga terus meningkatkan kebutuhan pendidikan masyarakat dengan program Kartu Indonesia Pintar," katanya. 

Anggaran untuk Kartu Indonesia Pintar, kata Tjahjo, telah dikucurkan sebesar 12,5 triliun. Saat ini, kartu tersebut telah dinikmati oleh 8 juta siswa dari target 18,9 juta siswa. Tjahjo juga gembira, meski di tingkat global sedang mengalami krisis, namun pertumbuhan ekonomi masih stabil. Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,02 %. Lalu pada 2015, meningkat sedikit menjadi 5,04 %. Pertumbuhan ekonomi pada 2016 juga masih terbilang stabil. Tercatat pertumbuhan sebesar 5,02%. Dan pada semester I 2017, pertumbuhan tercatat sebesar 5,01%. 

" Arahan saya, untuk itu stimulan pembangunan kualitas generasi unggul yang telah dilakukan oleh Pemerintah ini, haruslah diiring pula oleh langkah dan dukungan yang kuat dari seleruh elemen masyarakat,"katanya. 

Perguruan tinggi, media massa, organisasi kepemudaan dan organisasi keagamaan, punya tanggungjawab yang sama dalam melahirkan generasi unggul yang mumpuni dan membumi. Semua elemen bangsa harus ikut terus menerus memicu semangat generasi muda menjadi generasi unggul dan berkarakter. 

" Ayo kita kobarkan gerakan untuk bekerja keras ke segenap lingkungan kita. Dari diri kita sendiri harus mampu memberikan teladan kepada orang lain untuk hidup dengan ketekunan, menjauhi kemalasan, hidup dengan kerendahan hati, lemah lembut, sabar dan sederhana, dan menjauhi kesombongan yang tak bermakna apa pun," ujarnya.(p/ab)